Give a gift

Tantangan Muslim di Era Digital

Avatar photo

Abdullah A Afifi

⛊Bey Abdullah | Tan Jabok Syekh Jabok | ⚽ Bio Aktifitas: https://arifabdullah.id | Telegram: https://t.me/beyabdullah

Segala puji bagi Allah Al-Haqq, tuhan Yang Maha Benar, yang sempurna dalam setiap kebenaran-Nya, yang mustahil bagi-Nya menipu dan salah. Shalawat serta salam kepada hamba-Nya yang setia, pembawa risalah terakhir, rasulullah Muhammad, serta para sahabat dan siapa yang meneladaninya hingga hari kiamat.

Dunia saat ini sangat kompleks dan penuh dengan tantangan yang dapat membuat manusia terlena. Kemajuan teknologi, terutama media sosial, telah mengubah banyak aspek kehidupan kita. Dengan media sosial, seseorang bisa merasa puas hanya dengan mendapatkan “likes” dan komentar, tanpa memperhatikan amal nyata yang dilakukan di dunia nyata. Kita menjadi sibuk, tetapi bukan dalam hal muamalah yang bermanfaat atau ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.

Era digital membawa tantangan yang sangat berat bagi seorang Muslim. Di satu sisi, kita dihadapkan pada keharusan untuk mampu bersaing dan bertahan dalam kehidupan modern. Di sisi lain, dunia digital menawarkan banyak godaan yang dapat melalaikan dari nilai-nilai Islam. Informasi yang berlimpah dapat membingungkan, sementara konten yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak semakin mudah diakses.

Media sosial dapat menjadi alat yang mendekatkan atau justru menjauhkan seorang Muslim dari agamanya. Banyak orang yang lebih peduli dengan citra digital mereka daripada akhlak dan amal mereka di dunia nyata.

Rasulullah SAW bersabda: “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At-Tirmidzi)

Sayangnya, banyak Muslim yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk membahas perkara yang tidak bermanfaat dibandingkan mendalami ilmu agama dan memperbaiki amal ibadah.

Muslim di era digital harus mampu bertahan dan setia pada prinsip-prinsip Islam. Allah telah memberikan kita pedoman dalam Al-Qur’an: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)

Jangan sampai kemajuan teknologi justru membuat kita semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Keimanan harus tetap menjadi pegangan utama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia digital.

Teknologi bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, tetapi harus dimanfaatkan dengan bijak. Muslim yang cerdas akan menggunakan teknologi sebagai sarana dakwah, meningkatkan ilmu, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Sebaliknya, jika digunakan dengan cara yang salah, teknologi dapat menjadi penyebab kemunduran iman dan akhlak.

Dunia digital menawarkan banyak hal yang menggoda, mulai dari hiburan yang berlebihan, perdebatan yang sia-sia, hingga konten-konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, seorang Muslim harus memiliki kontrol diri yang kuat dan tidak mudah terbawa arus.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengingatkan kita untuk bijak dalam berkomunikasi, termasuk dalam dunia maya.

Salah satu tantangan terbesar di era digital adalah manajemen waktu. Banyak Muslim yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar tanpa manfaat yang jelas. Islam mengajarkan kita untuk menghargai waktu dan menggunakannya dengan sebaik mungkin untuk ibadah dan hal-hal yang bermanfaat.

Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)

Muslim di era digital harus lebih kuat dalam mempertahankan prinsip-prinsip Islam. Jangan mudah terbawa tren yang bertentangan dengan ajaran agama. Jangan tergoda oleh popularitas yang fana, tetapi fokuslah pada ridha Allah. Seorang Muslim harus memiliki sikap selektif dalam memilih informasi, menghindari hoaks, dan tidak mudah terprovokasi oleh berita yang menyesatkan.

Di dunia digital, seseorang bisa dengan mudah terpapar konten-konten yang dapat merusak hati dan pikiran, seperti pornografi, ujaran kebencian, dan fitnah. Oleh karena itu, kita harus memiliki filter yang kuat dalam mengonsumsi informasi.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Media sosial sering menjadi tempat perdebatan yang tidak berujung dan tidak bermanfaat. Seorang Muslim harus bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat dan tidak terjebak dalam perdebatan yang hanya menimbulkan permusuhan. Ingatlah bahwa adab dalam berbicara juga berlaku dalam dunia digital.

Sebaliknya, dunia digital juga bisa menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. Manfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebaikan, berbagi ilmu, dan menjalin silaturahmi. Jangan gunakan untuk menyebarkan kebencian, fitnah, atau permusuhan.

Dari sini dapat kita pahami bahwa tantangan Muslim di era digital sangatlah besar. Kita harus mampu bertahan dan tetap setia pada prinsip-prinsip Islam. Gunakan teknologi dengan bijak, manfaatkan waktu dengan baik, hindari godaan dunia maya, dan perkuat iman serta ilmu. Jangan sampai kemajuan teknologi menjauhkan kita dari Islam, tetapi jadikanlah sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga kita semua tetap istiqamah dalam menjalankan ajaran Islam di tengah arus perubahan zaman. Aamiin.