Tiga Golongan Penghuni Surga

Avatar photo

Abdullah A Afifi

⛊Bey Abdullah Tan Jabok Bio Aktifitas: https://arifabdullah.id | Telegram: https://t.me/beyabdullah

Bismillahirrahmanirrahim,

Dalam satu hadits disebutkan:

عن عياض بن حمار المجاشعي رضي الله عنه عن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : وَأَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ

Dari Iyadh bin Himar al-Mujasyai RA, dari Nabi SAW berkata: “Penghuni surga itu terdiri dari pada tiga golongan; yaitu (1) penguasa yang berlaku adil, gemar bersedekah dan diberi kurnia taufik (Allah), (2) seorang yang penuh kasih sayang dan lemah lembut kepada setiap kerabat dan sesama muslim, dan (3) seorang yang sederhana dan miskin namun menjaga dirinya dari meminta-minta”  (Sahih Muslim No: 5109) Status : Hadis Sahih

Pengajaran:

Dari hadits diatas disebutkan diantara golongan yang akan menjadi penghuni Surga ialah:

1.  Penguasa atau pemimpin yang adil, walaupun berkuasa tapi menunjukkan sikap yang sentiasa pemurah dengan bersedekah dan diberi kurnia taufik oleh Allah dalam menjalankan tanggungjawab.

2.  Orang yang memiliki sifat kasih sayang dan lemah lembut kepada setiap kerabat dan sesama muslim yang lain.

3.  Orang yang suci hatinya walaupun miskin namun menjaga dirinya dari menjadi peminta sedekah.

Dari ketiga golongan diatas, yang manakah yang paling sesuai dengan keadaan kita. Apakah kita adalah seseorang yang sedang berkuasa, ataukah orang yang berlemah lembut ataukah keadaan kita sedang diberikan ujian dengan kemiskinam dan kesederhanaan.

Kesabaran dan sikap yang kita tunjukkan dalam keadaan kita diatas adalah sikap yang akan menghantar kita dalam keridhaan Allah sehingga Allah memasukkan kita dalam surganya kelak.

Dalam konteks sebagai warganegara, apakah kita seorang pemimpin ataupun rakyat, berusahalah untuk memiliki sifat adil, kasih sayang dan lemah lembut kepada orang lain serta janganlah menjadi seseorang yang peminta seandainya tidak mampu lagi menjadi peminta-minta.

Wallahu’alam, semoga bermanfaat.