Muhasabah Diri (114): Hal-Hal Yang Mesti Diketahui

Avatar photo

Dr Arman Husni

Assoc Prof Bahasa Arab IAIN Bukittinggi, Unsur Ketua PDM Muhammadiyah Limapuluh Kota, Dewan Pengawas Yayasan Darulfunun. (facebook)

Pernahkan kita mempertanyakan bahwa amalan yang kita lakukan dalam keseharian ini sudah benar?. Benar tidaknya sebuah amalan tentu ada patokannya, apalagi amalan yang berhubungan dengan ibadah mahdhah yang tatacaranya diatur sedemikian rupa dalam aturan syariat. Manusia makhluk mulia yang diciptakan Allah SWT banyak menjalankan peran yang akan ditunaikan. Sebagai makhluk sosial ada tuntutan kewajiban yang harus ditunaikan dan sebagai imbalannya ada hak yang akan diperolehnya. Begitu juga sebagai pribadi muslim, ada tuntutan amalan yang harus dikerjakan sebagai konsekwensi keislaman seseorang. Ada juga tuntutan keimanan yang merupakan pembeda kualitas seseorang dihadapkan Khaliqnya.

Ada batas-batas minimal yang seharusnya diketahui oleh seorang muslim. Menyedihkan, jika seorang muslim tidak tahu hakikat penciptaannya untuk apa?.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. (QS: Az-Zariat:56)

Sebagai pribadi muslim, dia harus tahu, apa saja amalan yang tidak boleh ditinggalkan sebagai muslim yang beriman pada Allah SWT. Tapi kenyataannya betapa banyak diantara umat Islam tidak tahu bagaimana cara shalat, tidak tahu seluk beluk zakat. Bahkan ada yang tidak kenal bagaimana seharusnya berpuasa dibulan Ramadhan, haji dan lain sebagainya. Satu persatu, ilmu tentang bagaimana menjadi seorang muslim mulai pudar dalam kehidupan kita. Banyak yang tidak risih dengan fenomena muslim tapi tidak islami. Kadang-kadang warna pembeda muslim sebenarnya dan muslim yang hanya identitas di selembar kertas hampir tidak kelihatan lagi.

Dengan perjalanan waktu yang dilalui, krisis identitas semakin marak terjadi dikalangan generasi muslim. Keberhasilan brain washing, cuci otak yang diarahkan kepada meraka semakin menjadi-jadi. Target awal pelaku perang identitas memang tidak langsung terang-terangan memurtadkan generasi muda muslim, tapi langkah awal bagaimana menjadikan mereka generasi yang pudar identitas keislamannya. Itu yang jadi target awal. Jika itu sudah terjadi, langkah berikutnya akan mudah mereka tempuh. Ujung-ujungnya tanpa disadari seseorang semakin tidak jelas lagi untuk apa dia hidup, apa saja yang mesti dilakukan. Hilang patokan, hilang arah dan terakhir hilang identitas. Itulah yang terjadi…

Sahabat…
Yang bisa menyelamatkan kita nanti diakhirat adalah kondisi keberislaman kita didunia secara benar, tidak asal-asalan, jelas tujuannya yaitu keridhaan Allah SWT.