Menjadi baik adalah keinginan banyak orang. Banyak cara untuk menjadi baik. Memulai langkah dengan kebaikan, akan menghasilkan kebaikan berikutnya. Begitu juga sebaliknya, sebuah kejahatan akan melahirkan kejahatan berikutnya.
Menjadi mapan juga keinginan banyak orang. Dengan kemapanan berbagai kesulitan bisa diatasi. Tapi tidak semua yang mapan bahagia dengan kondisinya, karena kebahagiaan ukurannya bukan kemapanan. Banyak cara yang ditempuh untuk memapankan hidup. Cara-cara logis ataupun yang negatif. Cara-cara yang baik tentulah kita diperintahkan itu mengamalkannya, tapi cara-cara negatif harus dihindari. Termasuk disitu berinteraksi dengan riba. Hari ini jerat-jerat riba ada dimana-mana. Jebakannyapun halus, wajar Rasulullah Saw sudah mewanti-wanti umatnya agar hati-hati dengan riba.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الزِّناَ وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ
“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al-Hakim)
Pernahkah kita menyaksikan orang terlilit hutang riba, jeratan rentenir?. Keleluasaan sesaat berujung kesusahan berlipat. Tidak sedikit diantara mereka menempuh jalan keputusasaan, bunuh diri.
Pintu-pintu riba harus ditutup riba amatlah banyak. Rasulullah Saw menggambarkan tentang ini. Peringatan buat kita semua.
الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا؛ أَيْسَرُهَا مِثلُ أَن يَنْكِحَ الرَّجُل أُمَّه، وَإنّ أَربَى الرِّبَا عِرضُ الرَّجُل الـمُسْلِم
iba itu ada 73 pintu, yang paling ringan, seperti orang yang berzina dengan ibunya. Dan riba yang paling riba adalah kehormatan seorang muslim. (HR. Hakim)
Tingkat yang paling rendah saja seperti itu…
Mengerikan kan, yang paling tinggi adalah seseorang merusak kehormatan pribadi muslim… Semoga ada ikhtiar kita untuk menghindari agar tidak terjebak dalam riba…