Muhasabah Diri (111): Jalan Juang Para Pemburu Ilmu

Avatar photo

Dr Arman Husni

Assoc Prof Bahasa Arab IAIN Bukittinggi, Unsur Ketua PDM Muhammadiyah Limapuluh Kota, Dewan Pengawas Yayasan Darulfunun. (facebook)

Ikhtiar adalah sebuah kata yang dengan mengucapkannya saja sudah ada unsur kesungguhan. Apalagi menerapkan maknanya dalam hidup kita, dituntut keseriusan. Serius dalam berikhtiar mencari yang terbaik. Yang terbaik diantaranya adalah mencari ilmu. Dengan ilmu akan banyak kemudahan. Bahkan dengan ilmu juga akan membuka pintu-pintu kebaikan. Dan dari situlah terbuka jalan menuju surga-Nya.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Uletnya para sahabat dalam berjibaku mencari ilmu, banyak diabadikan dalam warisan hadits-hadits Rasulullah Saw. Diantaranya adalah permintaan nabi kepada sahabat untuk mempelajari bahasa asing.

عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتِ كِتَابِ يَهُودَ. قَالَ « إِنِّى وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابٍ ». قَالَ فَمَا مَرَّ بِى نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: Dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dari ayahnya; Zaid bin Tsabit, ia berkata: “Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menyuruhku untuk mempelajari kata-kata (bahasa) yang ada dalam suratnya orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari pengkhianatan Yahudi atas suratku”. Maka tidak sampai setengah bulan aku sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya, maka tatkala Rasulullah menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuknya. Dan ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada nya.” (HR. At Tirmidzi)

Kesungguhan sahabat Zaid bin Tsabit dalam mempelajari bahasa asing terlihat pada kepiawaian beliau menguasai bahasa Ibrani begitu juga bahasa Suryani (Syriac Language). Berbagai makar yang datang dengan memanfaatkan bahasa asing mampu dibongkar oleh para sahabat yang mulia. Begitu juga sahabat Abu Hurairah, dengan kesungguhannya mampu menghafal hadits lebih limaribu. Hafalannya yang begitu kuat, sehingga disaat ada yang menguji hafalannya, tidak ada satu katapun yang hilang. Generasi unik yang dididik oleh Rasulullah Saw sebagai generasi percontohan bagi umat.

Semangat itu dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Sehingga pusaran ilmu pengetahuan ada pada pihak umat Islam. Dengan gigihnya para ulama berburu ilmu dan kita hari ini dapat berkahnya. Kita masih leluasa menelaah hadits-hadits yang dikumpulkan Imam Bukhari, masih bisa membolak-balik lembaran kitab-kitab turats yang ditulis oleh ulama mujtahidin. Atau kitab-kitab tafsir diantaranya tafsirnya Ibnu Katsir, kitab-kitab Akidah, Fiqh dan ushulnya, Fiqh Sirah juga yang banyak dikembangkan para penulis dan banyak lagi karya para ulama. Hasil karya para ulama dalam berbagai disiplin ilmu dengan mudah kita dapati. Dan dengan leluasanya kita bisa mengoleksi berbagai karya para ulama terdahulu dalam pustaka online milik kita. Masya Allah kemudahan hari ini adalah hasil jerih payah masa lalu. Semoga semangat itu selalu jadi inspirasi buat kita semuanya.