Muhasabah Diri (110): Agar Ilmu Tidak Sia-Sia

Avatar photo

Dr Arman Husni

Assoc Prof Bahasa Arab IAIN Bukittinggi, Unsur Ketua PDM Muhammadiyah Limapuluh Kota, Dewan Pengawas Yayasan Darulfunun. (facebook)

Dari mulai terbit matahari, terus muncul siang yang terang benderang berlanjut ke sore dan malam yang gelap gulita. Itulah siklus pergantian siang dan malam yang dipergilirkan oleh Allah SWT untuk manusia. Ada masa buat beraktivitas disiang hari, dan rehat dimalam hari. Sehingga ada keseimbangan buat manusia. Apa yang terjadi jika senantiasa beraktivitas tanpa waktu jeda buat istirahat, sudah bisa ditebak itu tidak mungkin. Manusia ciptaan yang berbeda dengan malaikat, punya sisi rohani, fikri dan jasadi. Kesemua itu ada kebutuhannya.

Tujuan penciptaan manusia sudah jelas dalam Al-Qur’an, untuk beribadah kepada Allah SWT. Banyak hal yang dikerjakan manusia, semuanya bisa bernilai atau sia-sia. Keikhlasan adalah kuncinya. Tapi apakah cukup dengan ikhlas saja? Ternyata ada syarat lainnya, yaitu mengikuti contoh. Tentu yang kedua ini berhubungan dengan amalan yang ada tatacaranya. Dan itu ada pada apa yang diwariskan Rasulullah Saw buat umatnya. Begitu juga dalam hal ilmu kita. Ilmu yang bermanfaatlah yang menyelamatkan kita, dan jadi pahala jariah yang tetap mengalir.

Banyak godaan memang dalam mencari ilmu. Dalam rangka mencapai apa yang dituju, amat banyak ujian dan cobaan. Sejarah sudah memberikan hikmah buat kita, bahwa yang sudah dianggap mapan dari sisi amalan dan ilmu masih ada yang gagal dalam ujian ilmunya. Sosok Abdah bin Abdurrahman yang hafidz Al-Qur’an, dan banyak menguasai bidang ilmu, tapi tidak sanggup menghadapi godaan gadis Romawi yang beramput pirang. Ketertarikan dia pada sosok gadis Romawai, dia tinggalkan keyakinannya demi hasrat meminang wanita tersebut, akhirnya dia murtad dari Islam. Na’uzubillaah min zalik. Berbagai usaha para sahabat memberikan nasehat kepadanya dan terakhir dimintalah Abdah bin Abdurrahman ini mengingat dan membacakan kembali ayat-ayat Al-Qur’an yang dia hafal dulu. Menyedihkan semua hafalannya hilang kecuali hanya 2 ayat yang masih dia ingat. 2 ayat dalam surat Al- Hijr.

رُّبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْ كَانُوا۟ مُسْلِمِينَ (الحجر٢) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا۟ وَيَتَمَتَّعُوا۟ وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (الحجر٣)

Artinya: “Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. Mereka (di dunia) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. (QS Al-Hijr : 2-3)

Semua akan sia-sia, jika tidak pada jalur yang benar. Hidup hanya sejenak, diakhirat sudah menunggu kehidupan abadi yang tidak berujung. Semoga ilmu yang kita cari, ikut menyelematkan kita dari pedihnya azab diakhirat kelak.