Semakin banyak yang diketahui, semakin sedikit terasa yang kita miliki. Luasnya ciptaan Allah SWT, tidak akan mampu manusia menelusurinya. Semakin dicari dan digali malah semakin terasa kerdil wujud kita dihadapan kekuasaan-Nya. Begitulah karakteristik ilmu, berkembang dan luas, apalagi ilmu yang bersentuhan dengan ayat-ayat kauniah. Dengan kemampuan nalar manusia sesuatu yang dulu belum diketahui, sekarang terbuka lebar.
Tapi perlu diingat standar benarnya ilmu tidak bisa berseberangan dengan wahyu. Disaat muncul pertentangan, pasti ada yang salah. Makanya teori Darwinisme yang bertolak belakang dengan wahyu yaitu Al-Qur’an, akhirnya terbukti bahwa teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin tersebut tidaklah benar dan berseberangan dengan temuan baru. Kadang-kadang masih ada saja yang kalangan ilmuwan yang terjebak, bersikukuh mempertahankannya. Teori bumi datar (Flat Earth/ FE) juga begitu, bertolak belakang dengan Al-Qur’an, maka tertolak sendiri oleh ilmu pengetahuan. Bahkan ada yang mendukung teori bumi ini berbentuk donat… Ada-ada saja cara orang cari sensasi di belantara ilmu pengetahuan.
Allah SWT memberikan kelebihan buat manusia yaitu alat berpikir. Daya nalar manusia tetap terbatas dan butuh panduan. Panduan ini yang meluruskan cara berpikir manusia. Berbentuk apakah panduan untuk manusia tersebut?. Disinilah semakin terang bahwa panduan itu adalah wahyu. Manusia dituntut untuk mengembangkan cara berpikir mereka, tapi karena keterbatasan itu maka dipandu oleh wahyu.