Muhasabah Diri (105): Godaan-Godaan Para Pencari Ilmu

Avatar photo

Dr Arman Husni

Assoc Prof Bahasa Arab IAIN Bukittinggi, Unsur Ketua PDM Muhammadiyah Limapuluh Kota, Dewan Pengawas Yayasan Darulfunun. (facebook)

Kesempatan adalah sesuatu yang amat berharga yang dimiliki manusia. Bila ia berlalu, mustahil untuk kembali dan tidak tergantikan. Para ulama terdahulu amat khawatir kalau ada yang terlewatkan dari perjalan waktu yang mereka lalui. Mereka bergegas secepat mungkin memanfaatkan peluang dalam rangka menghiasi diri mereka dengan ilmu. Sehingga dengan kesempatan yang pendek mereka masih saja mampu berkarya. Produk ilmu yang mereka hasilkan diwariskan dalam bentuk berjilid-jilid buku. Dari generasi ke generasi, ilmu mereka masih hidup dan dipelajari serta dimanfaatkan oleh umat setelahnya. Hari ini semangat itu mulai pudar, melemah dan berkurang, seakan-akan dimanjakan dengan berbagai bentuk-bentuk kemudahan.

Pola hidup instan berpengaruh besar dalam mencari bekal ilmu. Fenomena mengandalkan pihak lain sering terjadi tatkala bersentuhan dengan keahlian bidang tertentu. Padahal mencarinya ada yang bersifat fardhu ain. Kewajiban individu, yang tidak bisa dialihkan ke orang lain. Ada yang tidak segan-segan mengupahkan amalan pribadi ke yang lain tanpa alasan yang masuk akal. Disaat ajal menjemput seseorang, pihak keluarga kadang-kadang kelabakan dan kebingungan apa yang mesti dilakukan. Karena tidak punya bekal untuk hal-hal yang mestinya kita bisa dan mampu melakukannya.

Godaan dalam mencari ilmu memang besar. Ketidak siapkan menghadapi ujian meskipun ujian itu belum jelas bentuknya. Kecengengan kerap kali jadi halangan bagi seseorang untuk tidak berbuat. Padahal ilmulah yang membuat seseorang bermartabat.

Banyak hal yang membuat kita terlena dan lengah dari kesempatan mencari ilmu. Sesulit apapun kondisi yang kita hadapi, ilmu tetap dibutuhkan. Sulit dan senang, tetap menghadapinya dengan ilmu. Sedih dan bahagia juga butuh ilmu. Apalagi dihadapan kita banyak urusan dan permasalahan besar, otomatis ilmu tantangannya. Mensiasati dunia harus dengan ilmu, apalagi menjemput dan menghadapi akhirat kita pasti dengan ilmu juga. Artinya setiap sesuatu ada ilmunya… Bak ibarat pepatah:

فاقد الشيء لا يعطيه

Artinya: “Yang tidak punya apa-apa tentu tidak bisa memberi”.Semoga semangat untuk mencarinya hidup kembali…