Berbicara masalah nasib, tidak semua orang bernasib sama. Meskipun sama-sama berusaha, sama-sama belajar, tapi skenario Allah SWT jua yang berlaku. Begitulah ujung dari ikhtiar kita. Memperbaharui semangat diri dan berbenah adalah tuntutan nabi, tidak ada istilah berhenti ditengah jalan. Apalagi mundur, no way… Kecuali untuk mengatur strategi…
Suatu ketika Abu Thalhah salah seorang sahabat Rasulullah Saw, sedang menikmati nyamannya suasana di kebun kurma yang beliau miliki. Kebun yang dikenal dengan nama Bairuha, tenang, menyejukan dan burung-burungpun nyaman hinggap diantara dedaunan. Syukur pada yang Kuasa Abu Thalhah tidak melupakan Sang Pemberi Nikmat. Disaat beliau shalat di kebunnya, seketika seekor burung bertengger didepannya. Buyar kekhusyukannya. Ada apa gerangan dengan seekor burung?. Sesaat jadi bahan pikiran, hewan-hewan saja amat nyaman di kebunnya. Yang jadi beban bagi Abu Thalhah adalah terganggunya ibadah yang beliau tunaikan… Dalam pikiran beliau, harus berubah, sebagai bentuk muaqobah diri, beliau sedekahkan kebun satu-satunya miliknya. Berharap pada Allah SWT memberikan yang terbaik. Sedekahnya suatu saat dikelola kaum muslimin, otomatis pahala jariah tetap mengalir…
Sahabat…
Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Tentu petuah ini, bukan hanya diukur dengan standar kebendaan tapi disana ada visi ukhrawi yang harus tertanam. Muslim visioner tidak hanya berubah secara tampilan, tapi juga ada perubahan dari sisi ubudiyah, akhlak tentunya juga bekal ilmu dan berharap kedepan lebih baik lagi. Tentu semua tetap dalam koridor pemahaman dan ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah Saw buat umatnya.
Tiada hari tanpa berbenah, kegagalan hari ini adalah cemeti diri buat perbaikan ke depan. Masih banyak yang perlu dikejar… Waktu yang tersedia amatlah terbatas. Dengan segala keterbatasan dan ditopang azam yang menghujam, semoga ada hasilnya…