وَحَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ، وَأَبُو كَامِلٍ فُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ الْجَحْدَرِيُّ – وَاللَّفْظُ لأَبِي كَامِلٍ – قَالاَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، – وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي، هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً، سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ – أَوْ شَابًّا – فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَ عَنْهَا – أَوْ عَنْهُ – فَقَالُوا مَاتَ . قَالَ ” أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي ” . قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا – أَوْ أَمْرَهُ – فَقَالَ ” دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ ” . فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ ” إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِي عَلَيْهِمْ ” .
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya seorang wanita berkulit hitam (atau remaja kulit hitam) sering terlihat membersihkan masjid. Suatu hari Rasulullah SAW tidak melihat dia dan bertanya kepada orang-orang sekitar. mereka memberitahunya bahwa wanita (remaja) itu telah meninggal. Beliau berkata kenapa mereka tidak memberi tahunya, seolah-olah mereka menganggap keberadaan wanita (remaja) ini adalah hal yang sepele. Rasulullah SAW kemudian berkata: “tunjukkan aku kuburnya!”. Lalu mereka mengantarkannya dan menshalati kuburnya, kemudian berkata: “sesungguhnya kubur-kubur ini penuh kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah azza wa jalla (maha agung dan maha tinggi) menerangi kubur ini untuk penghuninya karena doaku atas mereka. (Sahih Muslim 956)
# IBRAH
Hadits ini adalah hadits yang sangat jelas bagaimana rasulullah tidak menyepelekan keberadaan orang dan pekerjaan kecil. Sebegitu detailnya rasulullah atas kerja, sehingga peran kecil wanita ini tidak terlewatkan, bahkan beliau mendoakannya setelah meninggal.
Hadits ini sangat bagus untuk diambil hikmahnya bahwa seringkali dalam mendidik kita meminta anak didik kita untuk menjadi hebat terlebih mengambil kerja bagian yang hebat-hebat saja. Sehingga seringkali kerja yang kecil luput dalam pandangan bahkan menjadi tidak penting, dan bagaimana Rasulullah menilai kerja yang kecil ini juga sama bermanfaat bagi kerja baik yang lebih besar. Artinya kerja kecil juga harus terkordinasi, sehingga memberikan manfaat yang juga besar.
Dalam hadits ini Rasulullah sangat memperhatikan siapa saja disekelilingnya yang berperan melakukan perbuatan baik dan bermanfaat. Begitu juga dalam institusi pendidikan, semua pihak patut mengambil peranan, berkordinasi dan patut dihargai atas kebaikan dan peranannya, walaupun kecil. Ini juga sebagai ibrah untuk kita bahwa dalam kerja kebaikan, peran semua anggota tim perlu diperhatikan dan dipastikan memberikan kontribusi dalam pencapaiannya. Didalam institusi pendidikan terlebih lagi, etika untuk menghargai harus disampaikan, supaya hal ini menjadi karakter yang terbentuk pada siswa dimasa belajarnya.
Sebagian masyarakat menganggap sepele kerja-kerja kecil seperti ini. Dan Rasulullah SAW mencontohkan tidak patut kita menyepelekan orang lain karena latar belakang ekonomi ataupun penampilannya. Kontribusi nyata yang diberikan wanita ini berkesan tanpa melihat siapa dia, status, pangkat, dan juga penilaian fisik lainnya.
Setiap pemimpin juga perlu ambil perhatian terhadap anggota-anggota timnya. Dan Rasulullah SAW mencontohkan setiap peran kecil dari pekerjaan besar perlu diperhatikan dan dihargai. Bagaimana diakhir hadits Rasulullah sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas usaha kebaikan wanita ini menjadi saksi atas peran yang dianggap kecil wanita ini yang membantu kerja baik beliau.
Menurut al-Imam Ibn Hajar, wanita ini adalah Ummu Mihjan, atau Mihjanah, seorang wanita kulit hitam yang berkhidmat membersihkan masjid (Ibn Hajar, al-Isabah). Menurut riwayat al-Nasa’i pula, wanita ini disifatkan sebagai seorang yang miskin. a Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bertanya kabar tentang orang lain. Bahkan menurut riwayat Al-Hakim, Rasulullah sering bertanya khabar penduduk Anshar. b
—
Referensi:
Azmi, Ahmad Sanusi. 40 Hadis Tentang Dakwah dan Tarbiah. Ulum Hadith Research Center, 2020.
https://sunnah.com/muslim:956